Sabtu, 05 Mei 2012

Gelandangan, Terbuang

Terkadang untuk mencapai tujuan kita dituntut untuk selalu berhasil. Dan berhasil. Dalam meraih keberhasilan itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Butuh proses mengalami trial and error yang panjang dan berliku.

Maka dari itu, untuk meraih tujuan dibutuhkan seorang yang dapat membimbing. Ibaratkan kami seorang yang buta, dan kami disuruh untuk mendeskripsikan bentuk gajah seperti apa. Kami tidak akan mampu meskipun benar, tetapi kebenaran itu bersifat semu dan bukan arti yang sesungguhnya. Sejenak saya berfikir menyamakan gelandangan dengan robot. Robot adalah benda mati sedangkan gelandangan adalah benda hidup yang dapat berfikir dan memilih. Jika saja robot yang secara faktual adalah benda mati kemudian diperintah mengerjakan sesuatu dengan menanamkan sebuah kecerdasan buatan kemudian diperintah dengan semestinya pastilah ia akan menjadi robot yang hebat, tangguh dan diandalkan.

Dan sekarang jika yang kita analogikan robot itu adalah gelandangan. Gelandangan yang mempunyai kecerdasan berfikir melebihi sebuah robot, pastilah akan menjadi sosok yang lebih canggih, hebat, tangguh, dapat diandalkan melebihi robot. Jika dibimbing, diarahkan dengan benar.

Seorang balita yang baru mengenal dunia kemudian ditelantarkan begitu saja oleh kedua orang tuanya ditengah jalan, tanpa arahan, tanpa bekal yang memadahi untuk bertahan hidup. Pastilah mereka akan menjadi gelandangan! Bukan profesor, wirausahawan, atau presiden! tetapi akan menjadi gelandangan yang hanya akan menjadi sampah masyarakat. 

Saya prihatin sekali jika ada seseorang yang faham ilmu tetapi berfikir, beranggapan dan berkata biarkan saja menelantarkan mereka (balita) toh ujungnya mereka akan tahu, mengerti kemudian belajar dari kesalahan yang mereka buat?!.

Apakah persoalan nya sesederhana itu? bagaimana jika balita itu adalah  memiliki kualitas belajar yang buruk, apakah mereka sanggaup bertahan sampai mereka menjadi seorang yang berhasil? Andai saja anda mengarahkan dan membimbing dengan ikhlas. Pastilah kami, para gelandangan akan menjadi sesuatu yang baik, berguna dan mengetahui lebih cepat. Bimbinglah, Bimbinglah gelandangan seperti kami. Kami butuh, Kami sangat butuh.!

2 komentar:

  1. Saya pikir naas jika menyebut gelandangan adalah sampah masyarakat, tpi memang itulah adanya. Untuk bisa keluar dari kemiskinan diperlukan pola pikir dan usaha, mereka umumnya sudah berusaha bertahan hidup walaupun dari hasil mengemis hanya saja kurangnya pola pikir yang baik akibat kurangnya pendidikan atau bimbingan.

    Jikalau hidup hanya diisi dari meratapi yang ada sudah barang tentu tak ada kemajuan yang berarti dalam hidupnya, jika banyak orang yang memiliki gaya berfikir seperti ini, well,,, itulah sampah masyarakat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe... iya mas, makanya mereka yang terbuang harus dibimbing, dibina agar menjadi sesuatu yang berguna. beri bekal yang cukup untuk menjalani beratnya kehidupa. agar mereka bukan lagi di cap sebagai sampah. hehehe

      Hapus